Resensi Buku: Ketika Karisma Melahirkan Kuasa

Oleh: Istianah el-Ramla Bicara soal Madura tak bisa lepas dari tradisi carok. Wilayahnya yang tandus dan sempit telah melahirkan kemiskinan sosial-ekonomi, yang pada gilirannya membentuk karakter masyarakat yang keras, dan dalam titik nadirnya melahirkan perilaku perbanditan (blater). Uniknya, dengan mayoritas penduduknya muslim, peran kiai pun dominan. Maka, kiai dan blater menjadi dua kekuatan sosial yang…

Rate this:

Kiai dan Blater di Madura (4)

Penguasaan ekonomi politik di jalur bisnis kekerasan dan jasa keamanan sampai saat ini juga tetap dijalaninya karena disitulah habitus yang membesarkannya. Meskipun arenanya kini telah meluas dan bahkan melembaga pada tingkatan politik dan ekonomi formal. Apa saja peran yang dimainkan oleh komunitas blater ini ketika sudah memiliki akses langsung dengan kekuasaan? Mereka kini mulai memahami…

Rate this:

Kiai dan Blater di Madura (3)

Bertemunya realitas sosio-kultural masyarakat dengan struktur kekuasaan negara yang saling mengakomodasi unsur-unsur premanisme membuat entitas blater memiliki elasitas, kelenturan sehingga dapat hadir di berbagai posisi kultural dan struktural. Pengalaman di masa Orde Baru ketika praktik banditisme begitu marak di Madura pada tahun 1980, pemerintah pusat mengelar operasi bagi kaum blater atau bajingan yang dikenal dengan…

Rate this:

Kiai dan Blater di Madura (2)

Melacak Historisitas Blater Historisitas atau fenomena sejarah keblateran dalam banyak hal seringkali merujuk pada sosok jagoan sebagai orang kuat di masyarakat pedesaan. Tak heran bila konstruksi tentang keblateran sangat terkait pula dengan konstruksi jagoanisme di dalam masyarakat. Blater adalah sosok orang kuat di Madura, baik secara fisik maupun magis dan biasanya dikenal memiliki ilmu kebal,…

Rate this:

Kiai dan Blater di Madura (1)

Oleh: Abdur Rozaki Kekerasan dan religiusitas selalu dekat dengan citra simbolik orang Madura. Padahal dua kosa kata itu secara teoritis memiliki kandungan makna yang berbeda bahkan saling berseberangan satu sama lain. Orang yang religius selalu membawa sikap hidup asketis dan jauh dari berbagai anasir dan tindakan kekerasan. Sebaliknya, seseorang yang dalam sisi kehidupannya akrab dengan…

Rate this: